KREATIFITAS GURU MAN 2 PASURUAN SELAMA PANDEMI COVID-19 TEMBUS KE INDOSIAR
Wabah Covid-19 bukan sekedar wabah biasa, kekuatan penyebaran yang diakibatkan oleh Virus Corona ini telah melumpuhkan sendi-sendi kehidupan. Tidak saja ekonomi yang macet bahkan dunia pendidikan pun terimbas hebat. Tak urung kegiatan kerumunan orang dilarang karena pontesi terpapar sehingga sekolah diliburkan dan diganti dengan belajar dari rumah secara daring. Sudah lebih dari 3 bulan lamanya para siswa madrasah belajar dari rumah bersama guru mengajar dari rumah. Teknologi menjadi sarana yang paling optimal untuk melaksanakan pembelajaran secara daring agar hak-hak anak memperoleh pendidikan tetap terpenuhi. MAN 2 Pasuruan Jawa Timur dengan jumlah 775 siswa yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini dan menetap (mukim) di pondok memiliki cerita tersendiri dalam pembelajaran daring. Pasalnya selama belajar di madrasah sebelum wabah pandemi Covid-19 menghantam negeri ini, akses menggunakan laptop dan gadget (HP) bagi siswa sangat terbatas karena pondok belum siap menyiapkan tata aturan boleh menggunakan kedua alat tersebut. Hal ini diakui oleh Qomarul Huda dan Dewi Muniroh, diantara dua guru Geografi dan PKn di MAN 2 Pasuruan. Menurut mereka memang unik saat dilakukan pembelajaran daring. Banyak siswa yang kesulitan menerima model pembelajaran daring di masa pandemi ini sebut saja mengalami “cultural shock”. Ada siswa yang merasa tak cukup waktu dengan timer (waktu) yang terus berjalan saat ngerjakan soal online sehingga tertinggal atau paket data internet yang tiba-tiba habis dan tak mudah membeli karena jarak rumah mereka jauh dengan penjual pulsa. Bahkan sulitnya mendapat signal karena domisili siswa berada jauh dari jangkauan jaringan seluler. Lebih miris lagi menurut Qomarul wakasiswa, saat harus mengerjakan tugas, tak ada HP apalagi laptop karena HP dibawa orang tua yang sedang bekerja di luar rumah sehingga nunggu ortu pulang baru siswa meminjam HP untuk kerjakan tugas. Lain lagi yang dilakukan Miss Sisil guru bhs Inggris, demi menghibur siswa belajar dari rumah, siswa diminta menyanyi berbahasa Inggris secara virtual. Begitulah beberapa sisi unik pembelajaran daring. Namun komitmen para guru sungguh luar biasa, mereka dengan telaten membantu siswanya dengan pembelajaran mulai dari pemanfaatan whatsApp, googleclass room, youtube hingga akhirnya menggunakan e-learning madrasah. Secara keseluruhan pembelajaran daring telah dilakukan oleh guru dan mendapat sambutan yang beragam dan antusias siswa berikut sisi-sisi menarik yang tak terlupakan. Namun MAN 2 Pasuruan patut berbangga beberapa guru justru telah menggunakan pembelajaran melalui video vlog dan youtube. Firmansyah kepala madrasah membuat vlog iklan madrasah bersama para alumni, Ali Masyhar guru bahasa Inggris juga bikin vlog tentang Hari Bumi dan oleh Moh.Irham Zuhdi mengajar Biologi rajin membuat vlog lebih dari 9 vlog pembelajaran dimasa pandemi maupun ngaos Ramadlah. Bahkan sudah diposting di fb Simpatika Kemenag RI. Lebih bangga lagi vlog yang dibuatnya tentang PSBB (pandemi siap bikin buku) sudah ditayangkan oleh media TV nasional di berita Fokus Pagi Indosiar. Ia juga telah berhasil menyusun 2 (dua) buah judul buku ber ISBN selama masa pandemi yakni Dunia Belajar dari Covid-19 dan Selamatkan Anak Dari Lingkungan diterbitkan Nizamia Learning Center (NLC). Sementara karya terakhirnya adalah menulis artikel berjudul Indonesia Belajar Dari Covid-19 yang dimuat di majalah Mimbar Pembangunan Agama (MPA) Kemenag Provinsi Jatim edisi Juni 2020.