SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK)

MAN 2 PASURUAN DIKUKUHKAN SEBAGAI SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK) OLEH DINAS KBPP

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pasuruan terus mendapat lirikan dan perhatian nasyarakat termasuk institusi pemerintah. Belum lama, tepatnya  awal Mei 2019 MAN 2 Pasuruan dilaunching menjadi madrasah ramah anak (MRA). Kini, Kamis 19/6 MAN 2 Pasuruan dikukuhkan lagi sebagai Sekolah Siaga Kependudukan (SKK) oleh Dinas KBPP Kab. Pasuruan. Pemilihan MAN 2 sebagai satu-satunya sekolah siaga kependudukan (SKK) di Kabupaten Pasuruan. Penobatan ini bukan tanpa alasan, minimal madrasah ini telah getol mengikuti kegiatan Genre (Generasi Berencana) tingkat kabupaten dan sukses sebagai juara 2 tahun lalu, dan juara 3 tahun 2019, sehingga siswanya telah dinobatkan sebagai Duta Genre.

Launching MAN 2 sebagai SKK, awalnya menimbulkan penasaran para guru peserta launching yang hadir memenuhi ruangan. Apa korelasi madrasah dengan masalah kependudukan. Namun setelah ada paparan oleh dari narasumber saat launching SKK pada Kamis kemarin, semuanya menjadi gamblang. Salah satunya dipaparkan oleh drg. Erna Budiastutik, M.M Kabid KB dan kependudukan kab.Pasuruan mewakili Ir. Yeni Purwaningsih, kadis KBPP menjelaskan bahwa SSK adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam beberapa mapel dan atau mulok khusus kependudukan.

Tujuan madrasah SSK adalah menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab peserta didik serta mengembangkan sikap dan perilaku yang tepat terhadap kondisi kependudukan di daerah masing-masing. Lebih lanjut Fonni Indri Hartanti, bidang pengendalian penduduk BKKBN Jatim mengungkapkan data-data valid tentang kondisi permasalahan kependudukan Jatim, oleh karenanya peran serta aktif guru dalam integrasi kependudukan kedalam pembelajarannya sangat dinantikan, mulai dari RPP, membuat master instrumen kependudukan, simulasi hingga aktif membimbing di pojok kependudukan sekolah (population corner). Diakhir sesi acara, bapak H. Najib Kusnanto Kasi Pendma mewakili kepala kantor kemenag memberi garis merah bahwa sebesar acara apapun jika tidak dipublikasikan kepada masyarakat, maka berbagi kemanfaatan sekelas SSK ini tidaklah banyak berdampak oleh karenanya perlu publishing. Dia mengingatkan kepada kamad Firmansyah untuk segera bekerja dan berbagi tugas kepada guru guru karena banyak kepercayaan publik kepada MAN 2, “Mahal lo…, terpilih sebagai MRA  dan sekarang dipilih sebagai madrasah SSK, gunakan management collectif collegial”, imbuhnya.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *